Eksis di Milis :)

Buat yang belum terdaftar di milis KUKTEK UI bisa melayangkan email ke: kuktek_ui-subscribe@yahoogroups.com

Rabu, 28 November 2012

Kuktek for me and Me for Kuktek



Halloo teman-teman.. Apa kabar semuanya? Semoga sehat dan tetap semangat yaa.. Untuk yang mungkin belum kenal gw, kenalkan gw Nadia, Teknologi Bioproses 2011. Saat gw menulis ini, puji Tuhan gw sebagai Cakorfak Kuktek 2013 No. 1. :D Nah, kebetulan panitia kampanye menugaskan para cakorfak membuat artikel nih. Jujur gw ga pinter merangkai kata. Disini gw hanya mau sharing tentang Kuktek bagi gw dan apa yang bisa gw berikan untuk Kuktek.
Bagi gw, Kuktek adalah rumah kedua gw. Saat gw jadi maba dan ga ngerti apa-apa tentang kehidupan jadi mahasiswa, senior-senior di Kukteklah yang dengan senang hati membagi pengalaman mereka dan memberikan banyak nasihat. Saat gw kebingungan mencari Gereja, karena gw bukan orang Depok, merekalah yang menunjukkan dan mengajak gw ke Gereja. Penyesuaian diri gw terhadap kehidupan kampus, sedikit banyak didukung oleh Kuktek. Disini gw dibimbing baik dari sisi rohani maupun sisi emosional.
Bagi gw, Kukteklah yang membuat gw ga pernah menyesal masuk Fakultas Teknik UI. Orang-orangnya bener-bener asik, baik-baik banget dan membuat gw nyaman. Kalau diinget-inget itu dulu waktu baru kenal Kuktek, kebersamaan dengan Kukteklah yang selalu gw nanti. Sampai-sampai pernah sekali pas OBM, meski gw OBM di fakultas lain, begitu jam 12 siang gw langsung lari ke GK 306 buat ketemu temen-temen Kuktek. Entah kenapa ya gw lebih merasa nyaman makan bareng temen-temen Kuktek (meski ada biaya konsumsinya, haha) dibanding gw terima tawaran makan gratis di tempat lain. Senenglah pokoknya gw di Kuktek. Kuktek menjadi tempat gw melepas kejenuhan gw dengan tugas-tugas kuliah. Selama setahun ini di Kuktek, gw mendapatkan banyak pelajaran tentang hidup. Di Kuktek gw belajar berorganisasi yang enjoy dan tetap melibatkan sisi kerohanian.
Gw sangat bersyukur telah menjadi bagian dari Kuktek. Gw juga sangat berterima kasih untuk semua teman-teman Kuktek yang dengan sukarela dan senang hati telah ada buat Kuktek. Terkhususkan gw berterima kasih untuk Cici sebagai Kabid gw di Bidang Pelayanan yang senantiasa membimbing perjalanan pelayanan gw di Kuktek. Thanks so much. Kini gw telah memiliki anggota keluarga baru juga yakni teman-teman 2012 yang rame dan imut-imut. Gw merasa sudah saatnya gw yang menjadi motor bagi Kuktek untuk menuruskan kepengurusan Kuktek. Gw ingin menunjukkan rasa cinta gw ke Kuktek secara nyata dengan mengusahakan perubahan yang lebih baik di Kuktek. Gw bukanlah orang yang hebat. Bahkan pertimbangan gw untuk maju menjadi cakorfak butuh waktu yang tidak sedikit. Namun disini gw hanya ingin mempersembahkan apa yang gw miliki, dari hati dan pikiran gw, dan bisa gw usahakan bersama-sama dengan teman-teman semuanya. Akhir kata, gw mohon doa dan dukungan dari temen-temen semua untuk kepengurusan tahun depan.
Sekian dari gw, tetep tersenyum dan semangat melayani yaa teman-teman. Tuhan memberkati..

-Nadia-

Orang Muda Katolik di Tengah Zaman yang Menganut Pluralisme



Kita hidup di tengah tengah masyarakat yang beragam dan bervariasi, salah satunya adalah perbedaan agama yang kita hormati. Bagaimana kita harus menyikapi perbedaan perbedaaan tersebut? Pertama perlu kita ketahui bahwa arus dialog antar-agama makin kuat sejak 1960-an. Seperti teologi pembebasan, teologi pluralisme agama-agama memiliki akar resminya dari Konsili Vatikan II (1962-1965), dan benihnya diperkenalkan kepada Gereja oleh Paus Paulus VI dalam ensikliknya Ecclesiam Suam (6 Agustus 1964). Teologi pluralisme agama-agama ini merupakan buah dari panggilan Konsili bagi Gereja agar berada dalam dialog dengan agama-agama lain.

Rapat Pengurus Komisi Kepemudaan KWI 12 Februari 2009, menegaskan agar klausul ”mengembangkan wawasan dan pengalaman dialog dengan agama-agama lain” dimasukkan dalam rancangan Pedoman Pastoral OMK. Usulan atas kalimat itu dalam Pedoman Pastoral OMK itu bukannya tanpa alasan. Arus zaman menuntut kita berdialog antar agama, dan Komisi Kepemudaan semestinya mengajak OMK berlatih berdialog. Maka, dialog antar-agama mesti menjadi perhatian Komisi Kepemudaan pula. Kita tahu dari pengalaman, betapa urusan Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) selama ini terkesan menjadi urusan orang tua. Padahal di lapangan, banyak ajakan berdialog kepada OMK di tingkat paroki, kevikepan/dekenat, maupun keuskupan, dan nasional baik oleh pemerintah maupun majelis agama-agama dan forum-forum lintas agama. Kebutuhan untuk menampilkan OMK dalam panggung dialog ini hendaknya bukan hanya karena desakan rasa malu karena selama ini kita sukar memenuhi undangan dari saudara-saudara kita karena minimnya OMK yang mau dan mampu terlibat, namun hendaknya didorong dari dalam oleh ketulusan hati yang penuh syukur atas kasih Allah yang menggapai semua orang.  Kesungguhan untuk melibatkan OMK dalam HAK sebenarnyalah bukan karena OMK kita selama ini ”mengkawatirkan” jika harus menjelaskan pengetahuan iman Katolik mereka di antara teman-teman agama-agama lain yang begitu percaya diri, namun lebih-lebih karena perutusan oleh Tuhan sendiri untuk menaburkan  cinta kasihNya demi terwujudnya Kerajaan Allah di dunia.

Pastoral OMK mesti menganut blue ocean management. Karya kepemudaan tak bisa mengincar satu bentuk saja. Fokus Karya KomKep memang hanya satu yakni pengembangan OMK secara holistik pada katolisitas/spiritualitas, kepribadian, kemasyarakatan, kepemimpinan/organisasi dan profesionalitas.  OMK Indonesia dengan segala dimensinya harus berkembang, dengan program, bentuk dan cara kegiatan yang beraneka ragam dan banyak pilihan, termasuk pengembangan diri OMK dalam hal dialog antaragama dan kepercayaan. Oleh karena itu, pastoral OMK dalam konteks HAK semestinya menetapkan pelibatan OMK dalam Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) yang harus dianalisis dan  menetapkan kerjasama dengan komisi HAK. Dengan kedua hail tersebut, diharapkan OMK dapat bertumbuh pengetahuan imannya dan semakin dewasa dan mengenal dunia dengan kacamata yang lebih luas dan tidak berwarna.

Demikian artikel ini saya tutup dengan salah satu klausa pada dokumen nostra aetate yaitu :
”Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci dalam agama-agama [!: The Catholic Church rejects nothing which is true and holy in these religions]. Dengan sikap hormat dan tulus, Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar kebenaran yang menerangi semua orang” (NA, 2). Sampai di sini kita teringat pula akan Lumen Gentium : ”Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta GerejaNya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendakNya yg mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal” (LG, 16)

-James-

KUKTEK UI Keluargaku di Teknik UI



Keluarga merupakan tempat bagi pembentukan karakteristik seseorang dan pertamakalinya seseorang merasakan kehangatan kasih sayang sebagai makhluk yang paling dicintai di dunia ini. Keluarga juga tempat untuk berlindung dari segala sesuatu yang dapat membahayakan diri manusia itu sendiri. Pentingnya KUKTEK dalam kehidupan kita:

      1. Kasih sayang
Ketika pertamakalinya kita masuk ke kampus teknik UI ini, tentunya tidak semua orang bisa akrab dengan siapapun yang ditemuinya dengan mudah, atau sudah memiliki banyak teman sebelumnya di teknik ini . Lalu KUKTEK hadir merangkul dan menyapa kita dengan penuh kehangatan. Dan sejak itu kita belajar untuk mencintai dan mengasihi sesama anggota keluarga dan kemudian untuk mengasihi masyarakat di mana kita berada.

2. Media Keakraban
Dalam keluargalah pertama-tama seseorang mengalami hubungan dengan manusia lain dan memperoleh representasi dari dunia sekelilingnya. Pengalaman hubungan dengan keluarga semakin diperkuat dalam proses pertumbuhan sehingga melalui pengalaman makin mengakrabkan seseorang dengan lingkungan keluarganya. Keluarga menjadi dunia dalam batin kita dan bukan menjadi suatu realitas diluar seseorang, tetapi menjadi bagian kehidupan pribadinya sendiri. Seseorang menemukan arti dan fungsinya di dalam keluarga.

3. Pembentukan kepribadian
Pribadi seseorang dapat dinilai dari diri kepribadian keluargannya. Jika pribadi keluarga tersebut baik, maka orang tersebut akan cenderung memiliki kepribadian yang baik pula. Sebagai anggota KUKTEK, kita cenderung menjadi pribadi yang ceria, memiliki semangat melayani, dan juga berkarya.

4. Kerohanian
Keluarga juga berperan untuk membangun insan yang agamis yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Kita sering diajari keagamaan dari kita kecil hingga kita dewasa oleh keluarga kita. Demikian  juga KUKTEK hadir sebagai keluarga yang mengembangkan iman katolik anggota-anggotanya. Jadi, dengan adanya KUKTEK kita semakin mengenal Tuhan, dan tidak hanya berprestasi di bidang akademis.

5. Budaya
Budaya yang ada pada keluarga mencerminkan tingkah laku dan sifat dari keluarga itu sendiri. KUKTEK sebagai keluarga yang ceria dan memiliki semangat melayani akan menjadi budaya bagi anggota-anggotanya.

6. Perlindungan atau rasa aman
Kebanyakan dari orang ketika dia mendapatkan masalah, yang pertama dia lakukan adalah meminta perlindungan atau rasa aman. KUKTEK hadir sebagai keluarga yang melindungi dan memberikan rasa nyaman bagi anggota-anggotanya ketika menghadapi banyak masalah. Baik itu masalah tugas, perselisihan dengan orang lain, ataupun masalah pribadi :p. Jujur saja, bagi saya sendiri, akan lebih nyaman mensharingkan pengalaman pribadi dengan orang yang seiman.

Percayalah, jauh sebelum kalian mendaftarkan diri untuk masuk Universitas Indonesia ini, Tuhan sudah mendaftarkan kalian untuk menjadi anggota KUKTEK UI. KUKTEK ada untuk kita semua, dan kita semua ada untuk KUKTEK..

-Vincent-